Pengen
nangis Di. Sudah tidak tahan ingin mengeluarkan air mata ini. Walaupun mungkin alasan
q untuk melakukan itu tidak terlalu jelas. Entah itu karena ketidakjelasan q
dengan rutinitas kampus kedepannya atau karena sesuatu yang mengusik ku beberapa
hari yang lalu.
Hari
ini aq adalah orang yang tiap bangun pagi tidak punya beban, tidak punya agenda
mau melakukan apa dan tidak punya rencana harus berbuat apa. Hahaha. Yah,
ketika kamu menjadi mahasiswa tingkat akhir kamu akan mengalaminya. Eh, apa ini
hanya masalah q saja ya? Bukan masalah semua orang.
Aq
bermasalah dengan pembimbing yang direncanakan oleh ketua program studi kepada
q. Pembimbing 1 q itu, tidak bersedia menjadi pembimbing ketua. Katanya, quota
mahasiswa yang dibimbingnya sudah penuh, kalau memang mau dibimbing olehnya dia
hanya mau jadi pembimbing kedua. Sebenarnya masalahnya sederhana. Tapi karena
kesibukan dosen-dosen dikampus q, itu jadi masalah yang lama sekali menemukan
jalan keluar. Aq pun mulai bosan menghubungi dosen-dosen sibuk itu. Jadi masih
disinilah aq yang hanya memikirkannya saja tanpa melakukan apa-apa untuk mengatasinya.
Aq
juga belum menemukan topik yang pas untuk thesis q Di. Rasanya baru kemaren aq
berjibaku dengan skripsi, sekarang aq harus berjibaku dengan thesis lagi.
Hais.. Malas sekali rasanya. Semangat q untuk mengerjakan thesis mungkin juga terhalang
karena aq yang merasa sendiri, tidak punya teman angkatan. Aq tidak bisa
berdiskusi sesama rekan seperjuangan. Jadi yang mengerti masalah q, ya hanyalah
aq. Aq kehilangan passion untuk menyelesaikan thesis dengan cepat Di. Mungkin
sederhananya begini, ketika kamu berada disuatu kelompok yang sama-sama
memperjuangkan hal yang sama, maka keterlambatan mu akan menjadikan mu bersemangat
lagi untuk tidak jadi orang yang paling belakangan. Itu akan memunculkan aura
berkompetisi mu. Benar tidak Di? Tapi kalau aq? Mau berkompetisi dengan siapa?
Mau cepat, mau lambat itu pilihan q. Aq tidak punya teman untuk saling berpacu,
setidaknya untuk membangunkan q dari rasa malas q ketika yang lain sudah lebih
maju. Jadi beginilah aq, yang dengan sengaja menunda-nunda dalam mengakhiri
beban tugas q.
Hidup
q kali ini begitu datar Di. Tidak berfluktuasi seperti halnya fluktuasi harga
emas dan inflasi. Sepertinya aq butuh sesuatu yang menyita waktu q, sehingga aq
tidak harus memikirkan rasa jenuh q yang berlebihan ini. Kalau saja aq mau
dengan serius mengerjakan thesis, sepertinya itu menyita banyak waktu, hanya
saja aq tidak berusaha memulainya. Aq juga dengan cepat berhenti ketika
dihadapkan dengan masalah baru. Pantas saja aq merasa hidup q tidak punya
sensasi.
Setelah
mendengar cerita q ini, aq sudah dapat melihat kamu akan berkesimpulan masalahnya
ada pada diri q. Yah, memang selalu begitu Di. Aq hidup dengan masalah yang
memang aq ciptakan sendiri. Kemudian aq mengeluh, seakan-akan keadilan tidak
berpihak pada q.
Tapi
aq mohon Di, jangan marahi aq karena aq berbuat seperti ini. Aq merasa inilah
cara q menjadi lebih dewasa. Dewasa dalam arti, menterjemahkan masalah q
sendiri, kemudian perlahan berhenti berkeluh kesah. Tidak seperti dulu yang
terlalu labil kemudian meluapkan masalah q kepada orang-orang terdekat q. Aq
yang entah kesurupan dimana tiba-tiba bilang muak kemudian marah-marah. Aq
sudah berhenti melakukannya Di. Benar-benar sudah berhenti. Aq mulai belajar
menyayangi tanpa menjadi beban Di. Aq mulai belajar sabar walaupun harus banyak
berpura-pura perasaan q baik-baik saja. Yah, setidaknya dengan begitu aq tidak
melukai siapa-siapa. Ini juga alasan q untuk tidak menjadi manja dengan
siapa-siapa. Karena ketika aq manja, aq akan merepotkan orang yang menyayangi
q. Sepertinya terlalu egois melemparkan masalah pada orang yang peduli pada mu.
Sehingga seperti ini lah aq yang isi tulisan q hanya tentang keluhan q.
Oh
ya, sesuatu yang mengusik q. Aq sudah sangat berusaha agar tidak banyak
membahas ini Di. Tapi entah mengapa, ini benar-benar mengusik q. Kenapa harus
aq lagi yang disalahkan. Kenapa tiba-tiba memarahi q dengan cara seperti itu.
Solusi dari q pun disalahkan. Aq sama sekali tidak pernah berniat mengusik. Aq
juga sudah berhenti ingin tau tentang semua yang menurut q mengusik q. Argh Di.
Aq memang bukan malaikat yang tidak punya dosa. Aq juga bukan nabi yang tidak
pernah menyakiti orang lain. Aq mulai menulis sudah sejak lama. Bahkan ketika
keadaannya sekarang berbeda, aq tidak berhenti melakukannya. Lalu apa salah q,
ketika gaya bahasa q masih tetap sama. Lagian aq tidak meniru tulisannya. Aq
tidak melakukan plagiarism. Toh tau sendiri aq masih pemula. Apa tidak terlalu
berlebihan memarahi aq yang pemula ini.
Sudahlah
Di. Aq hanya kecewa saja, orang yang sudah lama aq kenal lebih memilih memarahi
q di dunia maya. Karena memang itu tidak menyelesaikan apa-apa. Jadi sebenarnya,
yang dicarinya bukan solusi, hanya memang sengaja ingin melihat reaksi q. Yah,
tidak salah jikalau sampai sekarang aq merasa bersyukur tidak lagi menjadi
orang yang mendampinginya.
Sepertinya aq sudah
melanggar janji q, untuk tidak menanggapi masalah ini Di. Tapi harus bagaimana.
Aq tidak biasa menyimpan masalah. Bagaimana pun aq harus keluarkan kekesalan q.
Setidaknya agar aq merasa masalah q sudah tidak lagi yang lama. Semoga dia
tidak merasa aq tidak menghargainya. Aq hanya ingin mengeluarkan apa yang aq
rasa.