Tuesday, January 15, 2013

PENGGANGGU BELAJAR Q



            Di, aq butuh kamu. Hari ini, aq muak. Muak dengan segala rutinitas yang aq jalani. Muak dengan orang-orang yang aq temui. Muak dengan semua tuntutan-tuntutan yang harus aq akhiri. Yah, semuanya butuh aq sebagai objek yang harus melakukan sesuatu. Sudah lama mungkin aq tidak merasa seperti ini. Pertama, karena sepertinya aq terlalu sibuk dengan apa yang harus aq kerjakan. Kedua, karena aq sama sekali tidak ingin terlihat tidak bahagia.
Pagi ini, aq bangun dengan sejuta kekesalan. Entah itu pada diri q sendiri. Entah itu karena situasi yang ada disekitar. Semalaman aq tidak tidur. Awalnya aq berusaha duduk dikursi dan menatap meja untuk membaca semua bahan-bahan ujian yang sudah sejak lama aq sisihkan. Sampai ketika Ainun dan Anggi mengetuk-ngetuk pintu kamar q. Seperti biasa mereka hanya ingin berkumpul bersama untuk mengerjakan kegiatan masing-masing. Terus terang, itu mengganggu sekali buat q. Bukan karena aq orang yang tidak suka bergaul dan mendengarkan cerita mereka, tapi karna aq harus belajar. Aq harus baca semua bahan ujian q. Ketika bersama, sesuatu yang tidak mungkin bagi q untuk tidak memperdulikan mereka. Argh, entah itu ikut andil dalam pembicaraan, entah itu untuk menyuguhkan makanan. Akhirnya mereka memutuskan untuk nonton. Film sadis dengan beberapa gambar yang menurut q tidak wajar itu menjadi pilihan mereka. Ekspresi mereka ketika menonton, kekesalan mereka dalam melihat kesadisan tokoh di film, menjadikan aq pun ikut tergoda untuk mengetahuinya. Yah, pengganggu belajar q yang pertama.
            Kemudian, kebiasaan q yang dekat dengan semua orang menjadikan q bingung sendiri kapan harus mengerjakan apa yang harus aq kerjakan. Waktu Ainun dan Anggi sedang menonton, “Bu Kukil” itu panggilan q untuk nya, datang. Dia tau aq akan ujian dan sebelumnya dy pun bilang, "pengen cerita, tapi nanti aja abis mayang ujian". Pembukaan yang seperti itu, malah menjadikan q orang yang paling ingin tahu. Aq selalu bisa mengesampingkan apa yang jadi kepentingan q, ketika orang lain terlihat butuh aq. Akhirnya dia cerita, cerita semua masalah dan perbedaan sikap yang dihadapinya beberapa waktu belakangan. Bukan hal yang baru buat q, mendengarkan ceritanya. Bahkan sebelumnya dia pernah menceritakan kekesalannya pada suaminya pada q. Lucu memang, dia orang yang jauh lebih tua dari q. Cerita dengan q, mungkin bukan sesuatu yang dapat membantu dia keluar dari masalahnya. Tapi bagi sebagian orang atau kebanyakan orang itu menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Nah itu menjadi pengganggu belajar q nomor dua. 


            Anak-anak tetap dikamar q, sampai pukul 2 malam. Setelah jam itu, Anggi kembali ke kamarnya, sedangkan Ainun memilih untuk tidur di kamar q. Aq memutuskan menghabiskan malam q untuk melanjutkan belajar q yang tertunda. Tapi sebelum tidur, Ainun nitip laporannya untuk di print karena dia akan bimbingan pagi-paginya. Aq sebelumnya juga berencana memprint bahan ujian q. Dan akhirnya, malam itu aq habiskan untuk memukul mukul printer q yang ingin diperhatian. Yang aq pikirkan malam itu bukan waktu belajar q yang terbuang, tapi laporan Ainun yang harus diprint. Kasihan dia, sudah bela-belain begadang untuk bimbingan, tapi laporannya belum diprint. Sampai pukul 5 subuh aq terus berkutat dengan printer q yang bermasalah. Argh. Pengganggu belajar q yang ketiga.
Jam 7 paginya aq sudah bangun lagi. Tetep saja printer ini jadi masalah yang masih mengganjal. Yang jadi bahan pikiran q, bagaimana memperbaikinya. Printer multi-fungsi dengan ukuran yang jauh lebih besar dari printer biasanya menjadikan q susah untuk membawa-bawanya. Aaaaaaaaaaaaaa…. Apa yang harus aq lakukan dengannya. Belum lagi laporan Ainun. Pukul 08.30 aq ada jadwal kuliah. Sampai pukul 08.00 aq masih berkutat dengan printer q yang rusak. Sampai akhirnya aq memutuskan untuk kuliah. Pagi yang disambut dengan hujan membuat semua suasananya hati q berantakan. Aq kesal dengan semuanya. Sampai di kampus aq sms Ainun, dan bilang semua keadaan yang mengesalkan itu. Trus dia bilang, “bimbingannya dicancel, jadi tenang aja”. Kalau memang kejadiannya seperti itu kenapa aq harus menghabiskan malam q dengan printer yang bermasalah ini. Bahan kuliah q juga tidak harus diprint. Masih bisa dilihat dan dibaca dari lap top. (tears)
            Bogor yang akhir-akhir ini selalu hujan membuat semuanya menjadi lembab. Pulang kuliah, aq bersihkan kamar q. Aq perbaiki perasaan q yang buruk karena printer q rusak. Aq mulai membuka buku q yang sejak kemaren tertunda. Tapi tetap saja, perasaan q sudah buruk. Lembab, dingin, hujan semuanya berkumpul jadi beban yang mengesalkan. Sampai akhirnya aq seperti ini. Muak dengan semua yang ada disekitar q. Muak dengan semua tuntutan-tuntutan yang harus aq kerjakan. Tuntutan kampus, tuntutan ditempat privat, tuntutan karena aq terikat janji dengan jumlah postingan di blog ini. Hua.. semua meminta q mengerjakannya sekarang juga. Pertengahan Januari memang menjadi deadline banyak hal yang aq rencanakan sebelumnya. Tapi sampai saat ini, aq masih berkutat dengan keluh kesah q. Lalu bagaimana dengan belajar q?
            Dari tadi aq terus menahan air mata ini keluar. Salah q memang. Aq yang buat semuanya jadi seperti ini. Aq pun tidak boleh menyalahkan orang lain, terutama orang yang dekat dengan q. Kekesalan q ini sebenarnya masalah mudah yang dengan tidak sengaja aq persulit. Hahaha. Sudahlah. Tidak boleh berlama-lama dengan kekesalan yang sama.
           Di, bangunkan aq. Ingatkan aq yang harus mengerjakan banyak hal sebelum ujian besok. Dari dulu masalah q selalu sama. Berkutat dengan perasaan q yang terlanjur memburuk karena kondisi yang buruk sampai akhirnya kedepannya juga buruk. Haha. Doakan saja, masa depan q tidak buruk ya.
       Ayolah Di, kirimi aq coklat. Coklat yang kemaren itu sudah habis, Aq butuh coklat untuk memperbaiki suasana hati. Yah, setidaknya untuk menghambat air mata q keluar lebih banyak lagi.
           

Saturday, January 5, 2013

SHOLAT



            Hari ini Minggu 6 Januari 2013. Apa kegiatan mu dihari libur ini Di? Seperti biasa pasti, tidur dan mengisi tenaga setelah 5hari kerja full di kantor. Aq sudah sangat hafal dengan tingkah laku teman-teman q yang sibuk bekerja dihari biasanya.
Aq ingin bercerita pendapat q tentang sesuatu yang banyak disepelekan orang dewasa ini Di. Dan aq sangat sedih melihatnya. Yah, semoga saja nanti setelah kamu bangun dari tidurmu, kamu juga bisa ceritakan pendapatmu tentang cerita q ini.
Indonesia dikenal sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim yang menguasai hampir seluruh wilayah negaranya. Walaupun tidak dipungkiri penduduk dengan agama selain Islam pun juga ada. Akan tetapi, jumlah penduduk muslim yang tinggal di Indonesia ini sudah mampu menjadikan Indonesia termasuk pada negara-negara muslim dunia.
Predikat negara muslim yang diperoleh Indonesia, seharusnya tidak hanya menjadi sebuah predikat belaka. Karena banyak tanggung jawab yang harus dikerjakan setelahnya. Yah, begitu juga dengan beragama. Manusia beragama tidak hanya sebagai pelengkap dalam undang-undang saja. Tetapi, dengan beragama setiap manusia harus melaksanakan tanggung jawab sesuai dengan agama yang dianutnya. Setidaknya aq berpikir begitu.
Akan tetapi dizaman sekarang aq banyak sekali melihat orang-orang beragama, khususnya Islam hanya sebagai kedok belaka. Yah, sekedar syarat untuk menjadi warga negara Indonesia. Miris memang, tapi begitulah adanya.
Islam mewajibkan seluruh umat agamanya untuk melaksanakan sholat lima waktu. Tidak hanya itu, dalam Islam ada yang disebut dengan Rukun Iman dan Rukun Islam. Pada Rukun Iman, kewajiban muslim adalah (1) Beriman kepada Allah SWT, (2) Beriman kepada para malaikat, (3) Beriman kepada Kitab Suci Al-Quran, (4) Beriman kepada para Rasul, (5) Beriman kepada hari akhir dan (6) Beriman kepada Qada’ dan Qadar. Sedangkan pada Rukun Islam kewajiban muslim adalah (1) Mengucapkan dua kalimat syahadat, (2) Mendirikan shalat, (3) Menunaikan zakat, (4) Berpuasa di bulan Ramadhan dan (5) Menunaikan Haji ke Mekkah bagi yang mampu. Dan semua ini hukumnya sangat jelas, yaitu WAJIB. Sebagai seorang muslim, maka dia harus melaksanakannya.
Tidak perlu meninjau kewajiban muslim secara keseluruhan, cukup dengan sholat saja mungkin, maka dapat dilihat siapa yang benar-benar menjalankan kewajibannya sebagai muslim dan siapa yang tidak. Perintah sholat sangat jelas. Sholat merupakan tiang agama.  Yah, walaupun mungkin orang yang rajin sholatnya belum tentu bagus prilaku lainnya. Karena sebenarnya sholat bukan tentang ritualnya tetapi tentang maknanya.


Zaman sekarang banyak ditemui orang-orang Islam yang tau ilmunya, tapi tidak menjalankan perintah Islam sesuai dengan apa yang diketahuinya. Mereka tahu hukum-hukum Islam mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar. Tahu juga dengan hadist-hadistnya. Tapi tetap saja, hanya sebatas tahu. Lalu itu buat apa? Argh, kesal memang membayangkannya. Ketika berkoar-koar tentang agama, mereka ahlinya. Tetapi prakteknya, sholat pun tidak. Lalu buat apa.
Di sekitar q misalnya, mungkin hanya sebagian kecil yang menjadikan sholat sebagai sebuah kebutuhan. Selebihnya cenderung menyepelekan. Dan buat mereka meninggalkan sholat sudah jadi hal yang biasa saja. Ada yang berusaha dengan sangat agar rambutnya tidak kelihatan, tetapi hanya sebatas rambut saja. Lalu yang lain bagaimana? Ada yang jika diingatkan sholat, alasannya sholat berikutnya saja. Huff. Kalau tidak dibiasakan sejak kecil, susah memang. Akan tetapi, kenapa anak-anak kecil bisa lebih taat dibandingkan orang dewasa. Dilingkungan rumah q misalnya. Anak-anak kecil pasti rajin ke mushalla, tidak hanya untuk sholat tetapi untuk mengaji juga. Mengaji misalnya, kenapa hanya ketika kecil saja khatam Al-Quran? Lalu ketika dewasa? Mengaji pun tidak? Apa agama hanya untuk anak kecil saja?
Aq bersyukur dibesarkan dengan keluarga yang mengajarkan q banyak hal tentang beragama Islam. Memaksa malah. Dari kecil aq disuruh sholat dan mengaji tiap hari. Walaupun diwaktu kecil aq banyak bohongnya, tapi sampai sekarang aq punya beban tersendiri jikalau aq tidak melaksanakan sholat. Dan buat q, ngak papa telat asal sholat. Hehe :D Bahkan sampai sekarang pun, ketika mereka menelpon q tidak pernah lupa mengingatkan q untuk tidak meninggalkan sholat. Aq juga bukan muslim yang tanpa dosa, aq bukan muslim yang telah mengamalkan banyak hal, tapi sampai sekarang aq berusaha. Berusaha untuk mengamalkan apa yang aq tahu dan mencari tahu apa yang aq tidak tahu. Yah, semoga saja suatu saat nanti seluruh umat muslim dan aq jadi lebih baik, tidak hanya sekedar tahu tapi juga menjadikan agamanya sebagai kebutuhan individu.
Di, menurutmu cerita q ini bertele-tele tidak? Kamu dapat mengerti dan mengambil maknanya kan? Yah, ini cuma luapan kekesalan q ketika melihat mereka tidak benar-benar mengamalkan sholat menurut apa yang seharusnya. Walaupun aq juga bukan orang yang perfect untuk itu, tetapi aq terus berusaha kq Di. Aq terus berusaha menjaga sholat lima waktu q, yang mungkin terkadang juga suka telat.  Yah, at least kita berusaha, tidak dengan sengaja meninggalkannya.
Sudah dulu, selamat pagi Dialhu.

Thursday, January 3, 2013

ISENG-ISENG ANAK KOS



Entah kenapa akhir-akhir ini aq jadi sangat suka membuka dan memperhatikan blog ini. Semuanya aja pengen dimasukin blog. Hihihihi…
Tapi kali ini, aq sangat ingin liatin hasil editan q, yang menurut q unik dan imut. Tapi sama sekali ngak mungkin aq pasang dijejaring-jejaring sosial lainnya. Cuma berani ngepost disini, itu juga karena ngak ada yang bakalan liat foto ini.
Ini dia…

Ini foto aq sama anak-anak kosan q yang baru. Kebetulan kami bertiga sama-sama dari Sumbar. Jadi kalo ngomong bahasa Minang nyambung. Sebenernya, aq bukan orang yang mau berbahasa Minang sebelumnya. Bukan karena ngak bisa, cuma kurang biasa. Nah kebetulan, si Anggi kemana-mana kalau ngomong sesama orang Minang ngak bisa pake bahasa Indonesia, ya sudahlah akhirnya aq dan Ranti yang ngalah. Kompaklah kami berbahasa Minang di kosan. (goyang-goyang Chibi Maruko Chan). :D
            Oh ya, aq belum memperkenalkan teman-teman q sesama Minang ini. Hayo, tebak aq yang mana? Yah, aq yang pake bandana. Bukan karena mau gaya, tapi foto sebelumnya yang ngak pake bandana keningnya lebar, kelihatan jelek banget di foto. Masa’ yang kelihatan kening semua. Aq putusin ntuk nutupnya deh. Lagian si Anggi hobi banget ngetawain hasil fotonya cuma gara-gara liat kening aq doang. Huff..
Nah yang di tengah, Anggi. Dia mahasiswa D3 IPB jurusan Ilmu Komunikasi  angkatan 49. Mahasiswa paling muda kalau dikampus. Asalnya dari Bukittinggi. Orangnya asik, semuanya gede. Mulai dari badan sampe suara. Hahaha.. Padahal klo dari segi umur, dia paling muda lo. Kalau yang di sebelah kanan namanya Ranti. Dia dari Bukittinggi juga. Tapi itu dulu. Sekarang orang tuanya pindah tugas ke Jakarta dan mereka sekeluarga pindah deh. Tapi kalau lebaran mereka tetep pulang ke Bukittinggi. Dia mahasiswa D3 IPB tingkat akhir, jurusan Ilmu Gizi. Cantik dan manis loh, tapi sayang baru semalam baikan lagi sama mantannya yang udah setahun lebih putus. Emang takdir yaah. Hihihihi.
Duh, jadi ketahuan deh diantara kami bertiga aq yang paling tua. Khussyyuu.. -__-‘. Ngak papa, yang jelas kalau dari segi tampang, aq terlihat paling muda kan? (menenangkan diri sendiri).
Okey sudah dulu cerita-cerita tentang teman-teman kosan q, besok-besok aq ceritakan teman-teman kosan yang lain.
Gud nite..

Wednesday, January 2, 2013

KARYA MASA LALU PART 1



            Di, apakah kamu sudah tidur? Hari ini, pasti kamu menyiapkan tenaga untuk kembali bekerja esok hari ya?
Oh ya Di, ada sesuatu yang ingin aq perlihatkan padamu. Sebuah karya dimasa lalu. Cerpen yang dulu aq buat iseng-iseng untuk lomba. Sampai sekarang, aq ngak tau hasil lomba itu. Aq juga ngak ada keinginan untuk mencari tahunya. Hihihi. Sudahlah, aq hanya ingin kamu membacanya Di. Dan kemudian ceritakan pada q bagaimana pendapatmu.
Cerpen ini, sudah mengalami banyak revisi Di. Cerita awal yang aq buat gaya bahasanya sangat kacau dan berantakan. Yah, untung ada orang baik yang dengan paksaan q mau memeriksa dan memperbaikinya. Terimakasih deh untuk dia. Mungkin kalau dia ngak ikut ngebantu bikinnya, cerpen q ini, jadi urutan terakhir dalam lomba. Tapi, ide ceritanya tetep aq yang punya kq Di. Jadi aq tetep punya sesuatu yang bisa dibanggakan pada mu ya.
………………………………..

Alov sedang duduk di meja kerjanya sambil sibuk dengan sebuah laptop dan setumpuk kertas ketika tiba-tiba ibunya memulai percakapan.
“Lov, ibu tidak mau ya, dengar alasan dari kamu lagi.... Ibu sudah cukup lama bersabar dan menunggu sampai kamu puas dengan semua kesibukan kantor kamu itu. Sekarang kamu tak perlu repot, Ibu sudah atur semuanya. Kamu tinggal putuskan, kapan tanggal kamu siap untuk menikah dengannya. Abrar itu laki-laki yang baik. Kamu pun sudah lama mengenal dia, kan? Jadi, tolong kamu kabulkan permintaan ibu ini….”
Ah, percakapan itu lagi.
Sebagai seorang karyawan di salah satu kantor redaksi majalah terbesar di kotanya, Alov memiliki banyak sekali pekerjaan yang bahkan tak jarang mesti dibawanya ke rumah demi mengejar deadline. Ia sungguh sedang ingin berkonsentrasi, tapi perkataan ibunya barusan telah mengacaukan alur pikirannya.
Tahun ini umur Alov memasuki angka 28, namun Alov sama sekali belum memiliki pendamping hidup. Padahal usianya itu sudah tergolong tidak muda lagi untuk ukuran wanita Minang. Bukannya Alov tak pernah menjalin kedekatan dengan lelaki, hanya saja dia memiliki kecenderungnan untuk meninggalkan pacarnya ketika merasa kariernya memburuk. Hatinya selalu lebih keras memperjuangkan karier daripada pasangan.
Alov beruntung karena memiliki kemampuan managerial yang baik hasil didikan orangtuanya. Dia juga beruntung karena orangtuanya yang berada mampu membiayai pendidikannya di institusi yang terbaik. Ditambah dengan bakat dan kecintaannya pada dunia jurnalistik, semua itu membawa Alov ke jenjang kariernya yang ia nikmati kini. Pada titik ini, tak ada yang tak mengenal dirinya di lingkungan kerjanya. Tentu saja, hal itu juga dikarenakan oleh keelokan parasnya sebagai seorang gadis keturunan Minang. Wajar bila banyak yang menaruh hati pada sosokya. Malang bagi mereka, karena Alov hanya menaruh hatinya pada pekerjaannya.
Namun bagaimanapun mandiri dan mapannya Alov sebagai seorang wanita, dia tetaplah seorang anak gadis bagi orangtuanya. Dan bagi orangtuanya, angka 28 adalah batas akhir untuk melajang. Untuk itu Ibundanya telah menyiapkan seorang calon. Seorang laki-laki yang dirasa sempurna; baik lakunya, baik asal-usulnya, baik pula kemapanannya.
Usia Abrar dua tahun di atas Alov. Laki-laki berwajah bersih itu kini berprofesi sebagai dosen tetap di Universitas Gajah Mada setelah menyelesaikan S2-nya di Jerman dua tahun lalu. Kata-kata ibunya yang terus disampaikan setiap mereka bertemu itu sungguh menghantui pikirannya. Memang benar bahwa Ibunya sudah lama menginginkan Alov menikah, namun beliau selalu bersabar menghadapi kekerasan hati Alov dalam mengutamakan pekerjaan. Dan juga benar bahwa Alov memang sudah lama mengenal Abrar, bahkan sempat laki-laki itu melamarnya. Namun seperti semua lamaran yang datang, Alov menolaknya dengan alasan belum siap meninggalkan kesibukan di kantor.
Kali ini Alov kehabisan bantahan. Semua standar adat dan masyarakat akan seorang calon yang baik ada pada diri Abrar. Dan semua yang diperlukan untuk melangsungkan sebuah pernikahan sudah direncanakan dengan matang oleh ibunya. Pada akhirnya Alov merasa, ini lah kewajibannya. Ia putuskan untuk mengiyakan permintaan ibunya, demi membahagiakan hati wanita yang telah melahirkannya itu. Meski jauh di dalam Alov sadar ia belum memiliki rasa cinta pada lelaki pilihan orangtuanya itu, namun ia beranikan diri mengikat diri dalam pernikahan, dengan syarat Abrar memberinya kebebasan untuk tetap berkarir di dunia yang dicintainya.
Tiga bulan setelah menyatakan kesanggupannya, Alov pun melangsungkan pernikahan. Abrar yang telah menyetujui kehendak Alov memberinya kebebasan penuh untuk terus bekerja. Praktis tidak ada yang berubah dalam kehidupan Alov setelah pernikahannya, kecuali statusnya. Ia masih selalu sibuk dengan laptop dan kertas-kertasnya, masih sering lembur di kantor, bahkan hingga lupa menjaga pola makan. Tidak ada satu orang pun yang melarangnya, karena tau berdebat dengan Alov tak akan gunanya. Dan begitulah Abrar mengalah, atas nama cintanya pada perempuanya yang keras hati itu.
Bersambung
 -----------------------------
       Ceritanya belum berakhir. Tapi aq putuskan untuk mengakhirinya. Aq tau kamu sudah mulai bosan membacanya. Pada kesempatan berikutnya, aq sambung ya. Oh ya Di, cerpennya belum punya judulkan? Sengaja, motif supaya kamu penasaran.
            Selamat malam, Dialhu..