Saturday, December 20, 2014

TEARS


         Terkadang bagi ku, menulis hanya sebuah pelarian dari rasa muak dan bebal. Mood ku menulis hanya muncul ketika hati ku sedang tidak karuan. Tidak heran mengapa pembaca blog ku berkomentar, aku jadi seseorang yang terlihat menyedihkan dalam tulisan-tulisan ku. Faktanya, aku jauh berbeda. Bagi mereka-mereka yang dekat dengan ku, aku seorang periang, selalu bahagia dengan canda tawa, terlalu ekspresif dan excited pada sesuatu yang aku suka. Dan memang begitu aku sebenarnya. Tapi dibalik semua itu, aku juga punya rasa sedih dan tidak nyaman dengan apa yang sedang aku alami dan jalani. Aku hanya akan mengeluh dan berbagi cerita dengan orang yang benar-benar aku anggap dekat, tetapi bukan keluarga ku. Yah, itu lah mengapa ketika menulis aku berubah menjadi sosok dengan kepribadian lain dari yang sering aku perlihatkan didepan orang-orang.
          Sudah lama aku tidak menulis, akan tetapi bukan berarti hidup ku selama ini baik-baik saja. Itu karena aku lebih suka mengurangi rasa suntuk dan sedih dengan melakukan hal lain yang dapat membuat ku tertawa dan bahagia. Tapi sekarang, aku pun sudah muak dengan rutinitas itu. Dan yaa,, disinilah aku kembali menulis sambil memandang lap top dengan hati penuh duka.
           Sepertinya aku tidak akan menjelaskan secara detail permasalahan ku kali ini. Karna bagi ku terlalu menyedihkan. Aku terlalu kecewa karena semuanya berjalan tidak seperti keinginanku. Dan aku benar-benar kecewa. Dengan semua limitation ku kali ini, keadaan ini memaksa ku harus berusaha sendiri. Perasaan kesendirian ini mengambil semua kebahagiaan ku. Entah mengapa, dari dulu aku tidak bisa mandiri. Aku terlalu manja dengan penuh sahabat dan teman-teman disekitarku. Kali ini, aku bahkan tidak punya tempat mengadu. Mata ku sudah terlalu lelah mengeluarkan air mata. Semalaman aku bahkan tidak berhenti menangis. Pagi ini aku bangun dengan mata sebesar telur puyuh. Dan sejak siang, aku dilanda sakit kepala mungkin karena terus menangis.


         Semakin kesini, aku semakin sadar, aku bergantung pada tempat yang salah. Aku berharap tanpa belajar apa itu iklas. Aku berencana tanpa belajar apa itu gagal. Dan akhirnya beginilah aku dengan semua kekecewaan menemaniku. Ah… Lelah rasanya. Mungkin aku butuh waktu untuk mengobati kekecewaan ini. Aku butuh waktu untuk belajar bahwa hanya Allah tempat bergantung. Dan hanya iklas yang dapat menjauhkan ku dari rasa kecewa. Semoga saja, kesedihan ini cepat berlalu.
           Di, blog ini terlihat sangat sepi ya. Sepertinya tidak ada yang mengunjungi mu. Maaf, aku terlalu malas berfikir untuk mengisinya dengan tulisan-tulisan aneh. Aku terlalu nyaman membuang-buang waktu ku untuk menonton cerita-cerita lucu. Di, aku baru saja berhenti menjadi staf pengajar di kampus ku. Aku bosan. Aku butuh kerjaan lain yang bisa jadi mood booster ketika aku tidak nyaman dengan keseharian ku. Doakan aku ya Di. Doakan saja, aku dapat kerjaan yang buat aku lebih produktif dan kerjaan itu bukan di Sumbar. :D