Wednesday, May 4, 2016

Learn to be Patience


Selamat malam Di,
Aku baru saja pulang beberapa menit yang lalu. Lumayan melelahkan hari ini. Tapi bahagia sekali rasanya ketika menyadari besok adalah libur terpanjang sejak awal Januari lalu. Horraay.. Kegiatan apa yang kamu lakukan dilibur panjang kali ini Di? Tidakkah kamu mendaki gunung lagi seperti kebiasaan mu dulu? Teman-teman di group whatsapp ku banyak sekali yang pergi berlibur. Tapi aku? Ah, kali ini sedang tidak ingin kemana-mana. Justru yang sedang aku butuhkan adalah menikmati liburan di rumah dan berleha-leha. Andai saja bisa. Iya Di, diliburan kali ini aku juga sudah ada agenda keluar. Begitu juga dengan minggu-minggu berikutnya. Aku akan banyak sekali kesibukan sampai hari H itu datang Di.
Selain lelah fisik, sepertinya aku juga lelah batin Di. Ahahaha. Aku lelah peduli. Sungguh. Sampai sejauh mana sih Di, batas kesabaran tiap-tiap manusia dalam membawa sesamanya kejalan yang lebih baik.


Aku sungguh tidak bisa bayangkan betapa Nabi kita adalah sosok yang sangat penyabar dalam menyebarkan agama. Menghadapi orang-orang kafir yang sangat keras kepala. Aku saja mengajak sahabat ku menjadi lebih baik saja tidak bisa. Sedih sekali rasanya. Tapi mungkin, kebaikan memang tidak bisa dipaksakan. Jika memang bukan niat diri sendiri, perubahan itu tidak akan pernah bertahan lama.
Mungkin juga yang salah bukan ada perubahan atau tidaknnya. Mungkin persepsi baik menurut kita itu yang berbeda. Aku sepertinya tidak boleh paksakan personal thought aku tentang kebaikan. Toh belum tentu juga aku benar. Baik, baik, aku sedang belajar mengalah dan tidak memaksakan kehendak kali ini. Anggap saja keimanan ku sedang diuji. Atau anggap saja Allah sedang menginginkan aku belajar untuk tidak merasa benar sendiri. Baiklah ya Allah. Baiklah. Bantu aku ya, jangan sampai aku kehilangan rasa kepedulian ku karena merasa semua yang ku lakukan sia-sia. Aku harus banyak sekali belajar ilmu ikhlas. Atau sebelum memperbaiki orang lain, aku sendiri harus banyak sekali memperbaiki diri sendiri.
Dear Allah, aku mohon jangan bosan menghadapi aku yang keras kepala ini. Maafkan aku jika aku banyak sekali berbuat salah dan ingkar pada Mu. :'(
Di, akan selalu ada solusi dari masalah ku setiap aku mengabari mu. Apakah ini pertanda bahwa Allah ingin aku banyak mendokumentasikan masalah ku dibanding berkeluh kesah dan resah sendiri. Hahaha..

Di, happy long weekend.
I miss you much. :*