Tuesday, November 10, 2015

Happy Birthday



Hi there,
Kamu sudah tidur? Bagaimana hari ini? Cukup melelahkan ya? Aku pikir hanya ada aku malam ini. Aku memang sedang membutuhkan suasana seperti ini. Tenang, sepi tanpa ada siapapun yang mengganggu. Yah, anggap saja begitu Di. Akan selalu ada pengganggu dimanapun kita berada bukan. Entah itu berwujud makhluk hidup, entah itu benda mati sekalipun.
Kamu sedang berulang tahun ya? Turut bersyukur dengan pertambahan usia kamu kali ini. Allah memberimu tambahan waktu untuk dapat mewujudkan semua mimpi-mimpi mu yang belum terealisasi ditahun sebelumnya. Allah juga beri kamu waktu untuk bisa jadi jauh lebih baik dari apa yang bisa kamu bayangkan. Semoga kita sama-sama bisa jauh lebih dekat dengan Allah ya Di. Bagiku ketenangan dan kedekatan dengan Allah punya makna yang tidak bisa aku jelaskan indahnya. Percayalah Di. Dunia hanya berikan kita kenyamanan dan kebahagiaan sesaat. Sungguh tidak akan bertahan lama. Sehebat apapun kamu, sekaya apapun kamu akan selalu ada yang aku sebut dengan istilah pengganggu tadi. Oleh karena itu Di, doaku untuk mu tentu tidak hanya sekedar kebahagiaan dunia yang bersifat sementara. Aku ingin kamu bahagia selamanya, sampai ketika kita sudah dibangkitkan lagi didunia yang berbeda.
Di, aku sayang kamu. Sungguh aku bahkan tidak tau kata apa yang lebih baik dari itu untuk menggambarkan betapa aku berterina kasih Allah izinkan aku kenal kamu. Jeeengg,, dan aku terharu. Hieks.

Banyak orang bilang, roda itu berputar. Dan memang, roda memang berputar Di. Begitulah cara Allah menguji hambanya. Tidak selamanya yang berada di atas akan selalu diatas dan tidak selamanya yang berada dibawah selalu berada dibawah. Aku percaya Di. Bahkan aku sering sekali mengalaminya. Kalimat itu bermakna general Di. Tidak hanya untuk kasus-kasus spesifik seperti kekayaan dan harta saja. Semuanya. Apa, sebut saja. Suka, duka, kenyang, lapar, bangga, kecewa, pintar, bodoh. Kamu pikir semua orang pintar itu akan selalu pintar? Tidak, akan selalu ada masa-masa mereka terlihat bodoh dan merasa bodoh. Bagiku, pada saat itulah Allah perlihatkan betapa Allah Maha Adil.
Pernyataan ku diatas adalah alasan utama mengapa aku selalu takut terlalu bahagia Di. Aku tidak sanggup kecewa. Kelemahan ku sejak lama bukan? Aku seorang pengecut yang tidak bisa berbuat apa-apa ketika merasa kecewa. Aku hanya orang manja yang banyak bergantung pada orang-orang seperti mu Di.
Sudah mengerti mengapa aku bercerita tentang itu dihari ulang tahun mu? Karena aku takut kehilangan kamu. Kalimat ku sebelumnya yang bilang, “aku sayang kamu” tentu sudah cukup untuk menggambarkan betapa aku butuh kamu. Tentunya juga sudah cukup memperlihatkan ketakutan ku. Sepertinya ketakutan ku ini yang menyebabkan betapa aku butuh orang lain untuk mendampingi ku. Haah. Kalau saja aku sudah bisa hanya berharap pada Allah, aku bahkan tidak akan merasa terikat pada mu Di. Hahahahaha..
Lagu ini selalu saja membuat aura yang muncul bahagia. Kamu tau lagu apa yang secara random berputar kali ini, Jamrut - Selamat Ulang Tahun. Selamat ulang tahun Di. Andai saja aku bisa secara langsung menyanyikannya didepan mu. Aku bahkan sudah bisa bayangkan senyuman mu. Hahahaha.
Aku tau ada topik-topik yang dari tadi kamu tunggu. Sesuatu yang kamu ingin pastikan. Entahlah Di. Akupun tidak tahu. Mungkin ini juga yang menjadikan aura menulis ku sedikit menyedihkan (walaupun memang kebanyakan begini). Aku benar-benar takut kecewa, apalagi harus mengecewakan. Kalau saja aku bisa memilih hanya menyakiti diri, aku tidak akan keberatan. Mungkin aku hanya ingin berpesan, berhenti menunggu dan berharap. Sudah berkali-kali aku berpesan seperti ini bukan. Aku hanya tidak ingin banyak menyakiti Di.
Mata ku sudah mulai lelah. Di, aku ada permintaan lain untuk mu. Boleh? Kalaupun tidak boleh, anggap saja harapan seseorang yang peduli kamu untuk kebaikan mu. Aku sangat bahagia dengan perubahan kamu kali ini. Kamu sudah mulai banyak mengurangi kebiasaan yang aku tidak suka. Hahaha. Tapi untuk kebaikan dan kesehatan mu sendiri bukan. Aku minta satu hal lagi. Do something in purpose. Key. Karena kenikmatan dunia ini terlalu indah jika hanya dilalui dengan datar-datar saja. J

Sekali lagi buat kamu disana,
Selamat Bertambah Usia

Wednesday, October 28, 2015

Please Don't Ruin My Mood

Di,
Sepertinya sudah cukup lama aku tidak sedang berbahagia. Dan pada saat masa itu tiba, aku ingat kamu. Masih kebiasaan ku yang biasanya. Berarti aku masih tidak banyak berubah ya Di? Ya sudah lah, tidak papa. Setidaknya aku tidak seperti ini pada pencipta kita. Alhamdulillah, aku selalu ingat Allah bahkan ketika aku sedang sangat berbahagia. Tidak saat sedang sedih saja.
Kamu sedang apa disana? Aku? Seperti biasanya, ketika aku sudah menulis lagi, berarti aku sedang tidak bisa menahan air mata. Huhuhuhu.. Tidak papa Di. Sudah sedikit lama aku tidak menangis. Beberapa hari ini, ada beberapa hal yang sedang mengganjal pikiran ku. Kemarin malam aku bahkan tidak bisa tidur.
Di, aku tidak tahu harus mulai dari mana. Saat ini perasaan ku bahkan tidak bisa menguraikan beban apa yang membuat ku merasa tidak nyaman. Haaaaah… Di, ajak aku membeli beng-beng!!.. Setidaknya untuk membuat ku sedikit merasa nyaman.
Aku merindukan sahabat-sahabat lama ku Di. Saat ini, aku benar-benar ingin berkumpul dan tertawa bersama mereka. Aku orang yang gampang bergaul dan memiliki orang yang bisa aku anggap sahabat dengan cepat. Aku tipe sanguinish Di, aku memang orang yang nyaman jadi perhatian. Dan kebanyakan lelaki akan mudah merasa nyaman ketika kenal dengan ku. Tapi Di, akan ada beberapa cewek yang akan merasa sebaliknya. Ada yang bilang, karena aku memang mencuri perhatian, akan ada orang-orang yang cemburu dan kesal dengan ku. Ketika aku les dulu, aku sama sekali tidak pernah ambil pusing dengan mereka-mereka yang cemburu. Toh aku tidak pernah mengusik dan mengganggu mereka. Tapi kali ini keadaannya berbeda Di.
Di kantor, kami mendeklarasikan bahwa kami sahabatan. Aku orang baru memang, tapi aku dengan mudah bisa masuk dalam kelompok mereka. Berlima. Aku nyaman dengan keluarga baru ini. Begitupun yang lainnya. Kami merencakan banyak hal bersama, tidak hanya untuk senang-senang saja tapi untuk susah sama-sama juga. Tapi beberapa kali, aku merasa dia menganggap ku saingannya. Aku terlalu hiperaktif dan mengganggu kenyamanannya. Di, dari dulu aku memang seperti ini. Aku hiperaktif pun tidak dibuat-buat. Aku membuat orang terkesan, niat utamanya juga bukan untuk dipuji dan dibangga-banggakan. Tetapi untuk diri ku sendiri Di. Hanya untuk membuktikan pada diri ku sendiri bahwa aku bisa. Aku pun juga akan terus mencari-cari hal baru yang aku tidak tahu untuk aku jadikan tantangan berikutnya tapi dengan cara ku sendiri. Semuanya sungguh tidak untuk menjatuhkan orang lain Di. Oh Tuhan, aku bukan orang yang ingin bersaing dengan sahabat ku sendiri.
Dia tidak selalu seperti itu memang. Hanya beberapa kali ketika aku sedang kumat. Entahlah Di, tapi aku sering kali tidak nyaman dengan cara dia menghentikan apa yang sedang aku usahakan. Argh.. Mungkin hanya perasaan ku saja Di. Mungkin aku yang tidak bisa berpositif thinking pada orang yang aku sebut sahabat. Ya ampun Di, sejahat itu kah aku. (tears)

Itu masalah pertama ku Di. Masalah kedua, masih disekitaran kantor. Tentang pekerjaan ku. Sudah lima bulan aku bekerja disini. Sebelumnya aku nyaman-nyaman saja. Bahagia bahkan. Aku orang yang akan terlihat paling bahagia ketika ada orang bertanya, bagaimana kantor barunya? Bagaimana tidak, dibulan ketiga aku dapat promosi. Gaji ku bahkan melebihi rata-rata gaji pegawai disana. Aku juga suka pekerjaan ku. Berkecimpung dibidang pajak. Sesuatu yang juga baru aku pelajari ketika aku ikut pelatihan Brevet di PPA FE UI. Yah setidaknnya dengan bekerja disini, keahlian pajak ku meningkat. Tidak hanya itu, seperti yang aku sebutkan tadi, aku punya keluarga baru. Kami sering keluar bareng, makan, nonton dan ngopi. Yeay, pulang jam 12 malam atau jam 1 bukan hal yang baru buat kami. Yah, begitulah cara kami menghabiskan waktu  bersama. Ketika puasa kemaren, sahur, buka dan taraweh pun kami juga selalu bersama. Kebetulan juga kosan kami sebelahan. Keberadaan mereka menjadikan ku tidak terlalu butuh sosok yang bisa memanjakan ku. Mereka saja sudah cukup. Tapi Di, sekarang aku mulai BOSAN. Sungguh. Aku benar-benar bosan. Aku bosan dengan semua rutinitas pekerjaan yang aku kerjaan. Aku butuh sesuatu yang lebih menantang dibanding hanya sekedar Business Development. Aku lelah, terlalu banyak urusan administrative yang aku kerjakan. Aku butuh sesuatu yang lebih.
Kamu bisa deskripsikan sendiri Di, tahap bosan ku kali ini. Tapi memang jadi orang dengan kadar bosan diatas rata-rata harus kreatif menciptakan sesuatu yang baru. Sampai saat ini, aku masih belum bisa mencari sudut pandang lain dari apa yang sedang aku kerjakan kali ini. Rumput tetangga memang jauh lebih hijau bukan? Hahahaha.
Masalah terakhir ku adalah tentang Dia. Yup, orang yang sudah hampir tiga tahun menemani ku. Hampir setahun kami ldr-an. Aku bingung Di, sebenarnya aku dan dia itu bagaimana. Bahkan untuk meyakinkan ku saja dia tidak bisa. Atau bahasa lainnya, untuk bisa percaya dia serius saja aku tidak bisa. Jadi siapa yang salah Di? Aku atau dia? Sudah hampir berbulan-bulan komunikasi kami tidak se-intens dulu. Mungkin sejak aku mulai bekerja. Aku sudah tidak terlalu butuh orang untuk teman bercerita karena aku merasa lingkungan baru ku saja sudah cukup. Dia pun sibuk dan pusing dengan thesisnya disana. Keberadaan ku bahkan hanya mengganggu konsentrasinya. Aku takut Di, kami sama-sama nyaman dengan keadaan ini dan rasa saling membutuhkan itu berangsur-angsur tiada. Itu hal yang cukup berbahaya untuk sebuah hubungan bukan?? Oh, tidak hanya cukup berbahaya ya, sangat berbahaya berarti.
Seluruh keluarga ku sudah kenal Dia Di. Lebaran kemaren Dia sempat pulang, kemudian datang berkunjung ke Payakumbuh. Aku sampai kaget. Ada angin apa ya, yang buat Dia akhirnya ke rumah ku. Kebetulan kami bukan dari kota yang sama Di. Bahkan pulaunya pun berbeda. Kedatangan Dia kemaren sasaran empuk keluarga ku untuk bertanya, hubungan ini akan dibawa kemana. Dan bla, bla, bla, bla, dia bilang serius dan akan melamar setelah urusan disana selesai. Setidaknnya jawaban dia menghentikan orang tua ku mencarikan jodoh. Itu menyelamatkan hidupku, tapi bukan dari pertanyaan kapan menikah.
Tapi Di, tau kah kamu kami sudah tidak berkomunikasi berapa lama. Mungkin sama-sama gengsi dan ego. Apakah pantas, hubungan seperti itu dibawa serius? Teman ku bilang, yang cowok itu dia jadi seharusnya yang berusaha buat dapatin dan pertahanin kamu itu dia. Kalau memang dia serius, dia yang akan mengusahakan bisa miliki kamu. Yah, atas dasar ini lah aku tidak mengusiknya. Tidak sampai dia bertanya.
Aku sudah tidak sedang menangis lagi Di. Setelah aku menulis, aku banyak menyadari apa yang buat ku merasa sedih berasal dari diriku sendiri. Aku harus banyak memperbaiki diri bukan? Aku akan terus berusaha Di, tapi kamu harus selalu ada disana. Entah ketika aku sedang butuh ataupun ketika aku sedang tersenyum ceria dengan apa yang sedang aku jalani.

Sunday, July 19, 2015

Lebaran Tiba

Hi  Di, sepertinya aku terlalu banyak menjanjikanmu cerita sambungan dari tulisan-tulisan ku sebelumnya, tetapi sampai hari ini tidak ada realisasinya. Maafkan aku ya. Harap mengerti saja, karena jika aku berasalan, akan banyak sekali alasan yang aku utarakan.
Taraaa... Lebaran tiba. Apa yang kamu lakukan di hari lebaran ini Di? Apakah rutinitas yang sama di tahun-tahun sebelumnya? Yap, lebaran kali ini juga seperti lebaran sebelumnya bagi ku Di. Tapi ya tetap saja, kebahagiaannya akan selalu ada. Hari ini, 20 Juli 2015, H+3 tepatnya, aku baru bisa menikmati duduk santai di rumah dan menulis untuk mu. 3 Hari sebelumnya, jangan ditanya, ada banyak sekali saudara yang harus kami kunjungi. Kami? Yah, kami sekeluarga. Buat mama ku, hal yang wajib, datang mengunjungi keluarga dan rekan kerjanya dengan lengkap, tidak boleh kurang satu personel pun. Lelah memang, tapi sepertinya lebih lelah lagi ketika menunggu tamu di rumah Di. Ah, karena aku perempuan satu-satu nya, aku akan selalu jadi seksi sibuknya. Mama dan nenek ku sudah pasti duduk cantik menemani para tamu. Tinggal suruh aku ambilkan ini dan  itu. Oleh karena itu, aku lebih suka jalan dan mengunjungi saudara dibandingkan harus rempong sendiri dengan semua peralatan dapur itu. Tamu pulang pun, aku tetap punya kewajiban untuk mencuci entah itu piring makan, entah itu gelas minumnya. Terdakang kalau malasnya datang, aku sengaja meminta teman ku untuk menjemput, sekedar untuk menghindari tugas harian sebagai penanti tamu di rumah. Hahaha.. Aku tidak berubah kan, tetap aku yang malasnya mengalahkan segalanya. Eh tapi, jika kamu yang datang ke rumah, sepertinya aku rela jadi orang paling sibuk yang pernah ada Di. Aku juga rela menemani mu kemana saja di Payakumbuh ini. Hayo lah Di, aku merindukan mu lebih dari aku merindukan pacar ku yang jauh di sana. :D
 Cerita tentang lebaran, masing-masing kita pasti punya banyak cerita bukan. Dan cerita itu banyak sekali ragamnya. Mulai dari sederet pertanyaan yang mengganggu cara tersenyum, sampai kepada berita-berita bahagia yang membuat orang berhenti bertanya. Aku tau, kamu juga mengalaminya Di. Orang-orang yang ada diusia seperti kita, akan sangat terbiasa dengan satu pertanyaan itu. Aku tidak perlu tanyakan disini kan Di. Aku juga tidak ingin membahasnya. Kalau waktunya sudah tiba saja, pasti undangannya ada.
Kali ini, keluarga ku punya berita bahagia. Setidaknya ini yang mengalihkan perhatian orang-orang dari pertanyaan itu pada ku. Tentang adikku Di. Alhamdulillah tanggal 9 Juli lalu, pengumuman kelulusan SMBPTN memberitahukan bahwa adikku lulus SBM ITB Di. Wooww. Adikku hebat bukan. Kami, jadi orang paling bangga atas keberhasilannya. Aku bahkan tidak bisa ceritakan, betapa bahagianya aku Di. Dia, adik yang paling dekat dengan ku. SBM ITB memang cita-citanya. Dia tidak ingin seperti orang-orang kebanyakan, yang ketika lulus apply sana, apply sini kemudian bekerja untuk orang lain. Dari kecil dia ingin sekali bisnis. Dan itu yang selalu dia ucapkan. Doakan saja ya Di, jusuran SBM di ITB jadi jembatan yang bisa mengantarkan dia pada mimpi besarnya itu. Amin. Setidaknya, aku punya satu lagi partner in crime di Bandung Di. Hahahaha... Minggu depan, yok berenang.
Aku lapar Di. Makan dulu yuk.
Ketika aku sudah di Jakarta lagi, aku akan menyurati mu lagi ya. Setidaknya sekarang, penikmat ceritaku bertambah Di. Dan itu menjadi pemicu ku untuk terus berpikir aku harus menulis apa.
Bye Di..

Monday, April 27, 2015

My New Lecturer

Hi Di!!
Akhirnya aku punya semangat lagi untuk kembali menulis, setelah sekian lama vacum. Ini berawal dari semangat yang ditularkan dosen pajak ku di kelas. Jujur saja, aku tipe orang yang gampang terkesan dengan orang-orang pintar dan alim. Kesan itu lah yang beliau timpulkan, dipertemuan pertama kita tadi.
Beliau luar biasa. Tampilannya sederhana, dan aku sempat mengira beliau seperti dosen-dosen sebelumnya, pegawai Direktorat Jendral Pajak, lulusan STAN dan yaah, paling usahanya juga ngak jauh-jauh dari konsultan pajak. Betapa terkejutnya aku, ketika dia bilang dia Rektor di sebuah kampus swasta yang cukup ternama di Jakarta. Serta banyak lagi kegitannya di kampus-kampus negeri, apa ya tadi, aku lupa. Penasehat, atau apalah yang Titlenya sedikit berbeda. Jujur saja, sulit sekali menemui Rektor dengan kemampuan mengajar yang sangat bagus. Rektor-rektor atau pejabat-pejabat kampus, biasanya memang pintar, tetapi tidak dalam hal mengajar. Sudah sekitar 6 tahun saya kuliah, dan hampir semua pejabat kampus mengajar dengan metode yang SANGAT membosankan. Susah memang, menemui orang-orang pintar yang bisa membagikan ilmunya dan dapat dimengerti dengan mudah bagi pendengar. Satu hal yang saya suka dari beliau adalah, kerangka berpikir dan metode yang beliau ajarkan singkat dan sangat sederhana. Yah, intinya beliau luar biasa. 


Beliau juga orang yang banyak membaca. Ini terlihat dari wawasan yang dimilikinya, sangat luas. Aku benar-benar ingin seperti beliau. Oleh karena itu Di, aku coba ngeblog lagi, setidaknya dengan menulis sedikit memaksa ku untuk harus membaca. Bismillah ya, semoga niat membaca ini, tidak hanya muncul hari ini.
Oh ya, satu hal lagi yang aku pelajari dari beliau adalah beliau agamanya bagus. Kalau masalah agama, aku akan gampang sekali merasa terharu Di. Semakin iklas kita mempelajari agama, semakin terasa kalau kita bukan siapa-siapa. Tidak ada suatu zat di dunia yang bisa kita percaya selain Allah Di, karena janji Allah sangat jelas. Yah, sepertinya ini yang membuat ku sering merasa kecewa. Karena aku sering kali menitipkan hati ku, bukan pada penciptaNya. Semoga bermanfaat ya Di, tidak hanya bagi ku, tapi juga bagi mu yang jauh disana.
Aku hampir lupa Di, satu lagi yang beliau katakan adalah, Menikahlah supaya Kaya. Itu judul buku Di. Tertarik? Sama, aku juga. Kabari aku, apabila kamu menemukan buku itu terlebih dahulu ya. Yah, sepertinya aku harus sering-sering ke toko buku termurah.
Di, aku juga ingin bercerita masalah pencarian ku dalam pekerjaan. Hahaha,,, kamu menertawakan ku ya. Seharian ini aku merasa tertekan dan sedikit stress Di. Bukan karena belum mendapat pekerjaan, tapi karena tawaran pekerjaan yang aku tidak suka. Akan aku ceritakan besok ya. Sebelum kamu berpendapat, aku harus tegaskan dulu, kenapa aku tidak langsung menolak, karena mereka yang ada disekitarku tidak berpikir hal yang sama.
Bye..
Aku yang merindukan mu. :D