Wednesday, November 30, 2016

CERITA LAMA

Di, kau masih ingat tidak tentang cerita Abang mu yang kau ceritakan ketika kita di SMA dulu? Cerita yang menjadikan ku tidak menghormati Abang mu sebagaimana sebelumnya. Kali ini aku punya persprektif yang berbeda dari apa yang aku lakukan dulu. Boleh aku membahasnya lagi Di? Baiklah, aku anggap itu tanggapan yang memperbolehkan ku melakukannya.
Waktu itu kau bercerita bahwa Abang mu akan segera menikah, dan aku menanggapinya dengan bahagia pula karna bagi ku itu berita bahagia. Tapi kalimat mu selanjutnya membuat tanggapan ku yang sebelumnya berantakan. Bagaimana tidak, Abang mu tidak menikah dengan orang yang satu tahun belakangan ini menemaninya. Kita sudah sama-sama menyukai Kak Clara sebagaimana anggota keluarga mu juga bukan? Lalu apa alasannya, Abang mu bisa setega itu meninggalkan Kak Clara. Dan pagi itu aku menangis, bukan karena Kak Clara adalah kakak ku, bukan karena aku mengasihani Kak Clara, tapi lebih karena aku kecewa dengan keputusan Abang mu yang selalu aku idolakan.
Masa sekolah kita dulu, cerita kita hanya terbatas yang terlihat saja. Bahagia kita hanya sebatas yang terlihat saja. Tapi sebenarnya, ada banyak sekali yang melatar belakangi sebuah kejadian terjadi. Seperti sebuah pepatah mengatakan, “Everything happened caused more than one reason”. Pepatah ini punya makna yang sangat besar Di. Bahkan sampai saat ini, aku masih belajar mencari lebih dari satu makna akan suatu kejadian.
Sebagai Adik, kau akan selalu ada di pihak abang mu. Aku tahu itu. Tapi aku juga tahu, jauh didalam hatimu kamu mengalami kekecewaan yang sama dengan ku. Di, dikala itu sebagai murit kelas I SMA, mungkin kita tidak diizinkan untuk tau lebih dalam alasan mengapa Abang mu mengambil keputusan yang jauh dari apa yang dia putuskan seharusnya. Ada sesuatu yang aku harus ceritakan pada mu Di. Sesuatu yang diceritakan abangmu memalui applikasi chatting di sebuah media social yang sudah memiliki ribuan pengguna. Apa yang selama ini kita bayangkan salah Di. Predikat “jahat” yang selama ini aku tujukan pada Abang mu sama sekali tidak benar. Tidak hanya Kak Clara yang menderita Di. Abang mu pun mengalami hal yang sama. Mungkin sebaiknya kita tidak perlu mengukur mana yang lebih besar, karena keduanya punya porsinya masing-masing.
Abang mu menikah bukan dengan orang yang baru dia kenal Di. Dia adalah teman masa kecil Abang mu. Sejak kecil keluarga mu sudah berteman dekat dengan keluarga perempuan itu. Kalian dulu tetanggan. Entahlah, mungkin kamu belum lahir sehingga kamu tidak mengenali keluarga kakak ipar mu itu. Sejak kecil Abang mu sudah dekat dengan kakak ipar mu Di. Sampai akhirnya, kakak ipar mu harus pindah ke benua yang berbeda dengan yang kita tinggali saat ini. Sejak saat itulah Abang mu sudah tidak pernah bekomunikasi lagi dengan perempuan itu Di. Sampai akhirnya kakak mu bertemu dengan Kak Clara, dimana menurut kita, Kak Clara lah yang sangat pantas dengan Abang mu. Tapi bukan untuk kedua keluarga yang mengemban tanggung jawab social.

Sebelum berita pernikahan itu sampai ketelinga mu, Abang mu bukan orang yang tidak menyukai calon istrinya itu. Abang mu menyayanginya Di, sebagaimana adiknya sendiri. Bagaimana tidak, siapa yang tidak menyukai Kak Villo. Dia cantik, baik, ramah, penyayang dan sholeh. Semua itu sudah cukup bagi kebanyakan laki-laki yang mengharapkan rumah tangga yang sakinah mawaddah dan warrohmah. Tapi Kak Clara? Orang kebanyakan boleh bilang dia biasa-biasa saja, tapi bagi ku dia special Di. Begitu juga bagi Abang mu. Dia berbeda. Dia punya sesuatu yang bisa mengisi kekosongan yang selama ini dirasakan Abang mu. Aku pun bingung memaknai kisah keduanya. Entah itu rasa cinta dan sayang. Anggap saja begitu ya Di. Bagi Abang mu, cintanya untuk Kak Clara, dan sayangnya untuk Kak Villo.
Pilihan menikah tentu tidak hanya sekedar antara cinta dan sayang saja Di. Ada seribu alasan diluar itu dan tentu ada seribu tanggung jawab yang harus kau pertanggung jawabkan. Begitulah yang dirasakan Abang mu Di. Sekarang, aku menyadari, bahkan sangat menyadari yang menderita bukan hanya Kak Clara saja Di. Abang mu, abang mu yang tetap tersenyum ketika kita marah dan menyalahkannya juga menderita Di. Kau bisa bayangkan bukan? Kau bisa bayangkan betapa Abang mu juga ingin menikah dengan Kak Clara? Tapi dia hanya tidak ingin mengecewakan semua orang, termasuk Kak Villo orang yang sedari kecil dia manjakan. Cukup dia dan Kak Clara yang berkorban. Mungkin ini keputusan yang bijak, tapi aku tidak tau benar atau salah Di. Ketika semua sudah terjadi, berarti Allah memang menakdirkan demikian. Aku tidak ingin menyalahkan siapa-siapa Di.
Ya, aku menceritakan ini pada mu, agar kita memperbaiki kembali memori yang terlanjur kita buat salah dengan mempersalahkan Abang mu Di.
Disela-sela kesibukannya, Abang mu masih merindukan Kak Clara Di. Ini dia sampaikan pada ku dengan memisalkan aku adalah Kak Clara. Mungkin, pabila dia benar-benar didepan Kak Clara, belum tentu dia bisa mengatakan itu. Hahahahaha…. Maklumi saja Di, memegang predikat suami bukan hal yang mudah. Tidak semua yang kau rasakan harus disampaikan. Tidak seperti masa sekolah kita dulu bukan? Bisa-bisa saja kau berdiri dibatu besar ditengah sawah dan berteriak dengan lantang untuk meminta aku untuk tidak menganggap mu tidak ada lagi. Hahaha, maafkan aku. Harusnya kau sudah cukup tau aku orang sangat cemburuan.
Tenang Di, itu hanya rindu yang tidak bisa dia sampaikan. Hanya rindu kesehariannyaa yang sangat dia nikmati dulu, rindu bau parfum yang sering dia nikmati dulu. Untuk suami yang sudah berkeluarga, apakah ini salah Di? Dia menyanyangi kakak iparmu. Percayalah. Dia hanya ingin bernostalgia dengan kenangan yang dulu. Pertemuan dalam mimpi saja sudah membuatnya bahagia Di. Di, kau jangan marah ya. Menjadi Abang mu dan Kak Clara itu tidak mudah. Aku tahu, sampai saat ini Kak Clara pun bersikap tegar. Semangat Abang mu masih aku liat di sorot matanya Di. Dia wanita yang tangguh. Kehilangan cinta sejatinya tidak membuatnya patah semangat. Justru semua itu membuatnya lebih produktif dan berprestasi. Entah mengapa, aku berharap Kak Clara tetap menjaga cintanya Di. Semoga mereka berdua dipertemukan di dunia yang lain ya Di. Di surga mungkin.
Bagi ku, cerita Abang mu dan Kak Clara benar-benar cinta sejati Di. Semoga mereka berdua bisa tetap sabar ya. Dan abang mu pun tidak mengecewakan Kak Villo.
Bagi Abang mu, menikmati kerinduan itu saja sudah cukup membuatnya bahagia, begitu pula Kak Clara, melihat Abang mu hidup bahagia saja sudah sangat membahagiakan. Dan woooooww,, cerita ini membuatku belajar bahwa harus banyak-banyak bersabar. Kau tau Di, mengetahui ada yang juga merindukan ku saja sudah menjadikan ku sangat bahagia. Bagaimana bisa aku bahagia hanya dari doa dalam hati. Hahahaha. Iya, iya, aku tau aku harus belajar sabar lebih giat lagi. Oh iya, kau tidak ingin tahu siapa yang merindukan aku? Heeeemmmmm,,, ADALAAAAAHH ~~~~~


Monday, June 6, 2016

ALL I ASK


All I Ask"
I will leave my heart at the door
I won't say a word
They've all been said before, you know
So why don't we just play pretend
Like we're not scared of what is coming next
Or scared of having nothing left
Look, don't get me wrong
I know there is no tomorrow

All I ask is
If this is my last night with you
Hold me like I'm more than just a friend
Give me a memory I can use
Take me by the hand while we do what lovers do
It matters how this ends
Cause what if I never love again?
I don't need your honesty
It's already in your eyes
And I'm sure my eyes, they speak for me
No one knows me like you do
And since you're the only one that matters
Tell me who do I run to?
Look, don't get me wrong
I know there is no tomorrow

All I ask is
If this is my last night with you
Hold me like I'm more than just a friend
Give me a memory I can use
Take me by the hand while we do what lovers do
It matters how this ends
Cause what if I never love again?
Let this be our lesson in love
Let this be the way we remember us
I don't wanna be cruel or vicious
And I ain't asking for forgiveness

All I ask is
If this is my last night with you
Hold me like I'm more than just a friend
Give me a memory I can use
Take me by the hand while we do what lovers do
It matters how this ends
Cause what if I never love again?


_______________________________________________________________

Di, kamu tau lagu ini? Kali ini aku sedang sangat menyukai lagu Adele yang ini. Bisa jadi karena liriknya mungkin mirip dengan apa yang terjadi pada ku. Bisa jadi karena aku terlalu larut pada suasana musik ini. Menurut ku lagu ini artinya sangat dalam Di. Pertama kali aku dengar dan baca liriknya, aku terharu.
Coba aku tanya kamu satu hal Di, disaat kamu tau besok hari terakhir kamu dengan seseorang yang kamu nyaman dengannya, kira-kira apa yang akan kamu lakukan? Sama dengan yang dilakukan Adele di nyanyi ini? "play pretend Like we're not scared of what is coming next" atau mulai menjauh sejak awal agar semua tidak terasa berat pada akhirnya?
Aku tau kamu mulai berpikir bukan? Karena memang itu bukan pilihan yang mudah Di. Bukan pilihan yang akan dengan gampang kamu ambil dan mengabaikan kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul. Tapi Di, cepat atau lambat semua akan terjadi bukan? Hari itu akan datang, mau sekuat apapun kamu berusaha untuk menghentikannya. Disaat itulah kita dituntut untuk bersikap dewasa menghadapi pilihan-pilihan dalam hidup.
Apapun yang kamu pilih, dan bagaimana pun caranya aku tau kamu pasti akan memilih pilihan dengan resiko merugikan orang lain yang lebih kecil. Kamu pasti akan sekuat tenaga mengorbankan dirimu sendiri. Aku tau Di, karena aku pun akan melakukan hal yang sama. Tapi kita juga harus sama-sama menyadari, tidak semua yang menurut kita baik dan paling tepat dipandang sama bagi orang lain. Karena Allah menciptakan manusia dengan beribu-ribu keunikan dan cara berpikir masing-masing. Selama kita serahkan semuanya pada takdirnya Allah, itu adalah cara terbaik dan solusi terbaik. Sepakat ya Di? 
Untuk jawabanku atas pertanyaan ku pada mu tadi, sepertinya aku akan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Adele pada lagu itu Di. Tapi bisa jadi aku tidak setegar Adele. Hahaha..
Ramadhan telah tiba. Horeee,, horee,, horee.. Susana ramadhan sungguh membawa berkah ya Di. Aku bahagia sekali kembali bertemu dengan ramadhan kali ini. Kamu puasa yang rajin ya, taraweh, sama ngaji juga. Semoga kita selalu jadi individu-individu yang jauh lebih baik.
Mohon maaf lahir dan batin ya Di.

Dari seseorang yang tidak akan melupakan cara kamu terlihat bahagia. 

Wednesday, May 4, 2016

Learn to be Patience


Selamat malam Di,
Aku baru saja pulang beberapa menit yang lalu. Lumayan melelahkan hari ini. Tapi bahagia sekali rasanya ketika menyadari besok adalah libur terpanjang sejak awal Januari lalu. Horraay.. Kegiatan apa yang kamu lakukan dilibur panjang kali ini Di? Tidakkah kamu mendaki gunung lagi seperti kebiasaan mu dulu? Teman-teman di group whatsapp ku banyak sekali yang pergi berlibur. Tapi aku? Ah, kali ini sedang tidak ingin kemana-mana. Justru yang sedang aku butuhkan adalah menikmati liburan di rumah dan berleha-leha. Andai saja bisa. Iya Di, diliburan kali ini aku juga sudah ada agenda keluar. Begitu juga dengan minggu-minggu berikutnya. Aku akan banyak sekali kesibukan sampai hari H itu datang Di.
Selain lelah fisik, sepertinya aku juga lelah batin Di. Ahahaha. Aku lelah peduli. Sungguh. Sampai sejauh mana sih Di, batas kesabaran tiap-tiap manusia dalam membawa sesamanya kejalan yang lebih baik.


Aku sungguh tidak bisa bayangkan betapa Nabi kita adalah sosok yang sangat penyabar dalam menyebarkan agama. Menghadapi orang-orang kafir yang sangat keras kepala. Aku saja mengajak sahabat ku menjadi lebih baik saja tidak bisa. Sedih sekali rasanya. Tapi mungkin, kebaikan memang tidak bisa dipaksakan. Jika memang bukan niat diri sendiri, perubahan itu tidak akan pernah bertahan lama.
Mungkin juga yang salah bukan ada perubahan atau tidaknnya. Mungkin persepsi baik menurut kita itu yang berbeda. Aku sepertinya tidak boleh paksakan personal thought aku tentang kebaikan. Toh belum tentu juga aku benar. Baik, baik, aku sedang belajar mengalah dan tidak memaksakan kehendak kali ini. Anggap saja keimanan ku sedang diuji. Atau anggap saja Allah sedang menginginkan aku belajar untuk tidak merasa benar sendiri. Baiklah ya Allah. Baiklah. Bantu aku ya, jangan sampai aku kehilangan rasa kepedulian ku karena merasa semua yang ku lakukan sia-sia. Aku harus banyak sekali belajar ilmu ikhlas. Atau sebelum memperbaiki orang lain, aku sendiri harus banyak sekali memperbaiki diri sendiri.
Dear Allah, aku mohon jangan bosan menghadapi aku yang keras kepala ini. Maafkan aku jika aku banyak sekali berbuat salah dan ingkar pada Mu. :'(
Di, akan selalu ada solusi dari masalah ku setiap aku mengabari mu. Apakah ini pertanda bahwa Allah ingin aku banyak mendokumentasikan masalah ku dibanding berkeluh kesah dan resah sendiri. Hahaha..

Di, happy long weekend.
I miss you much. :*

Friday, March 18, 2016

MASK

Hai kamu yang ada disana. Apakah kamu sudah tidur? Seluruh celoteh ku di blog ini, selalu mengikutsertakan kamu ya. Aku tau terkadang kamu bosan, dan aku berterima kasih sekali sebosan-bosannya kamu disana kamu akan selalu ada.


Aku baru saja menyelesaikan makan malam ku hari ini, yang mana itu adalah makan ku yang pertama sekaligus yang terakhir. Aku perempuan tangguh bukan? Selama bekerja, aku sering seperti ini Di. Tidak ada satupun kegiatan ku yang berpola, semuanya acak menyesuaikan dengan mood ku. Gara-gara kebiasaan ku yang seperti itu, aku jadi sering sakit. Halaah, apa-apaan ini, tangguh tapi sering sakit. Tubuh ku mulai lemah Di. Bisa jadi aku bermasalah dengan lambungku. Kalau sudah seperti ini, susah untuk diobati kan ya? Jadi gimana dong Di? Makanya, sesekali kamu kunjungi aku. Jemput aku dikantorku, minta izin bos ku untuk membawa ku ke rumah sakit. Wah, so sweet sekali. Ahahaha..


Di, he abandon me. Aku tidak tau, apakah ini hanya perasaan ku saja, atau memang keadaan yang sebenarnya. Tapi sungguh, ini bukan mimpi. Ini nyata Di. Ini juga bukan perasaan ku saja. Semua ini nyata. He abandon me. Aku beratus-ratus kali meyakinkan hati ku, aku harus cepat terbiasa dengan semua perubahan yang akan ada. Ah Di, ajarkan aku berpura-pura.

Aku seorang penipu yang cupu. Aku bahkan tidak bisa tersenyum ketika merasa ada yang berbeda. Lama-lama aku mendekati gila, belajar tertawa. Kamu tau hari ini selama jalan distasiun aku menertawakan batu yang ngak keliatan, orang yang empit-empitan. Atau lebih baik kamu kirimkan sule pada ku. Boleh? Dia idola ku, akan bahagia sekali aku ketika dia ada didepan kamar ku. Ahahahaa


Di, kali ini aku harus belajar mengalah. Aku harus melepasnya. Aku tidak bisa selamanya memiliki semuanya. Aku harus biarkan dia dengan masa depan yang berhak dia tentukan sendiri. Aku harus mendukung apapun pilihannya untuk membahagiakan diri. Dan aku tidak boleh terlihat sedang terusik bukan. Tapi malam ini, aku sama sekali tidak bisa tertawa didepannya. Ya Allah Di, sejahat ini kah aku. Sedih rasanya.


Di, aku butuh sule. Aku butuh sule. Di ulang tahun ku nanti, mau kah kamu mengirimkan sule pada aku? Atau kirimkan aku aquarium saja. Siapa tau, aku bisa berteman dengan binang peliharaan, dibandingkan harus tertawa melihat sesuatu yang entah letak lucunya ada dimana.


Besok dan seterusnya aku harus berusaha terlihat semua baik-baik saja. Aku harus jauh lebih tegar dibandingkan hari ini. Ok? Ketika raut wajahku berubah, bisiki aku sesuatu yang lucu. Ok? Agar aku tidak menggangu dan menjadi beban lagi buatnya.


Oh ya Di, hari ini aku dapat kabar, motherboard lap top ku rusak. Kamu tau, betapa penting motherboard bagi laptop. Yap, itu jantungnya. Untung hanya jantung lap top ku ya Di. Aku tau, Allah masih beri aku kesempatan untuk memperbaiki diri. Semoga aku bisa ada rezki lain ya, buat beli lap top yang baru.


Selamat malam Di. Semoga tidurmu lelap yah.