Friday, March 18, 2016

MASK

Hai kamu yang ada disana. Apakah kamu sudah tidur? Seluruh celoteh ku di blog ini, selalu mengikutsertakan kamu ya. Aku tau terkadang kamu bosan, dan aku berterima kasih sekali sebosan-bosannya kamu disana kamu akan selalu ada.


Aku baru saja menyelesaikan makan malam ku hari ini, yang mana itu adalah makan ku yang pertama sekaligus yang terakhir. Aku perempuan tangguh bukan? Selama bekerja, aku sering seperti ini Di. Tidak ada satupun kegiatan ku yang berpola, semuanya acak menyesuaikan dengan mood ku. Gara-gara kebiasaan ku yang seperti itu, aku jadi sering sakit. Halaah, apa-apaan ini, tangguh tapi sering sakit. Tubuh ku mulai lemah Di. Bisa jadi aku bermasalah dengan lambungku. Kalau sudah seperti ini, susah untuk diobati kan ya? Jadi gimana dong Di? Makanya, sesekali kamu kunjungi aku. Jemput aku dikantorku, minta izin bos ku untuk membawa ku ke rumah sakit. Wah, so sweet sekali. Ahahaha..


Di, he abandon me. Aku tidak tau, apakah ini hanya perasaan ku saja, atau memang keadaan yang sebenarnya. Tapi sungguh, ini bukan mimpi. Ini nyata Di. Ini juga bukan perasaan ku saja. Semua ini nyata. He abandon me. Aku beratus-ratus kali meyakinkan hati ku, aku harus cepat terbiasa dengan semua perubahan yang akan ada. Ah Di, ajarkan aku berpura-pura.

Aku seorang penipu yang cupu. Aku bahkan tidak bisa tersenyum ketika merasa ada yang berbeda. Lama-lama aku mendekati gila, belajar tertawa. Kamu tau hari ini selama jalan distasiun aku menertawakan batu yang ngak keliatan, orang yang empit-empitan. Atau lebih baik kamu kirimkan sule pada ku. Boleh? Dia idola ku, akan bahagia sekali aku ketika dia ada didepan kamar ku. Ahahahaa


Di, kali ini aku harus belajar mengalah. Aku harus melepasnya. Aku tidak bisa selamanya memiliki semuanya. Aku harus biarkan dia dengan masa depan yang berhak dia tentukan sendiri. Aku harus mendukung apapun pilihannya untuk membahagiakan diri. Dan aku tidak boleh terlihat sedang terusik bukan. Tapi malam ini, aku sama sekali tidak bisa tertawa didepannya. Ya Allah Di, sejahat ini kah aku. Sedih rasanya.


Di, aku butuh sule. Aku butuh sule. Di ulang tahun ku nanti, mau kah kamu mengirimkan sule pada aku? Atau kirimkan aku aquarium saja. Siapa tau, aku bisa berteman dengan binang peliharaan, dibandingkan harus tertawa melihat sesuatu yang entah letak lucunya ada dimana.


Besok dan seterusnya aku harus berusaha terlihat semua baik-baik saja. Aku harus jauh lebih tegar dibandingkan hari ini. Ok? Ketika raut wajahku berubah, bisiki aku sesuatu yang lucu. Ok? Agar aku tidak menggangu dan menjadi beban lagi buatnya.


Oh ya Di, hari ini aku dapat kabar, motherboard lap top ku rusak. Kamu tau, betapa penting motherboard bagi laptop. Yap, itu jantungnya. Untung hanya jantung lap top ku ya Di. Aku tau, Allah masih beri aku kesempatan untuk memperbaiki diri. Semoga aku bisa ada rezki lain ya, buat beli lap top yang baru.


Selamat malam Di. Semoga tidurmu lelap yah.

Wednesday, March 16, 2016

CAGE


Hai Di. Kali ini aku menyapa mu dari kantor yang benar-benar ingin aku tinggalkan secepat mungkin. Benar-benar secepat mungkin. Andai saja aku bisa. Kamu benar Di. Semua yang kamu katakan tentang dunia kerja itu benar. Sangat melelahkan, sangat memuakkan. Indahnya hanya diawal saja. Seperti kata anak-anak ABG tentang apa itu cinta. Hahaha..
Aku rindu aku yang dulu Di. Rindu apa yang membuatku banyak tertawa selepas mungkin. Aku juga rindu berkumpul dan memandangi mu dari dekat ketika kita ada rapat himpunan. Sesekali kamu menyadarinya kemudian tersipu malu.
Aku rindu masa kecil ku di. Andai saja aku terus berada didunia ku yang dulu. Ketika terusik, aku hanya perlu menangis, dan orang disekitar ku akan menenangkan dengan bujukan entah itu coklat, permen atau sebuah mainan baru yang sangat lucu. Andai saja hidup semudah itu Di. Kalau saja aku bisa memilih terus berada didunia kecil yang sangat membahagiakan.
Dari semua kebosanan ku dengan apa yang sedang aku hadapi saat ini, akhir-akhir ini aku menemukan cara baru untuk tidak banyak memikirkannya. Aku membangun sangkar ku sendiri Di, dengan tidak membiarkan satu orang pun masuk dan menghancurkan kebahagiaan yang aku ciptakan sendiri. Aku benar-benar hidup dengan imajinasiku. Mungkin ini yang dirasakan orang-orang pecandu narkoba ya Di. Bahkan untuk keluar saja, aku tidak mau. Aku ingin sekali selamanya ada disini Di. Aku punya apa pun yang aku inginkan. Aku punya apa pun yang selama ini tidak pernah aku dapatkan. Aku punya teman yang benar-benar bisa dipercaya dan aku andalkan. Kamu ingin bergabung dan masuk ke dunia ku Di?

Ketika aku meninggalkan dunia itu, aku sadar aku tidak mungkin selamanya ada disana. Dunia yang aku ciptakan tidak nyata dan tidak akan pernah nyata. Di, aku lelah berada di dunia nyata. Aku bosan melihat betapa orang melalukan apapun untuk membahagiakan diri sendiri, tanpa memikirkan orang lain. Aku benci menghadapi kenyataan yang bahkan hati nurani ku tidak bisa terima. Aku bahkan berangsur - ansur mulai tidak dapat membedakan mana yang benar dan salah. Ah sudahlah Di. Kamu cukup mendengarkan saja. Bisa jadi ini hanya kekesalan ku sesaat. Semoga setelah ini, aku dapat ciptakan sangkar ku yang baru di dunia yang nyata ini. Mungkin kali ini aku sedang tidak beruntung. Masih banyak kesempatan dan peluang baru untuk memperbaiki diri dan menjadi lebih baik, bukan? Kesempatan baru dan peluang baru dikelilingi oleh orang-orang yang memberikan energi positif pula. Tidak seperti saat ini, bahkan Harry Potter sekali pun terenggut kebahagiaannya. Ahahahaha
Di, ajarkan aku. Sepertinya aku harus meninggalkan zona nyaman yang telah aku ciptakan itu. Aku sudah terlalu lama disana. Waktunya bagi ku untuk membangun sesuatu yang lebih nyata, tidak hanya imajinasi belaka.
Aku kangen kamu Di. Tidakkah kamu berniat mengajakku menikmati Kungfu Panda? Hayo lah, aku butuh banyak sekali asupan vitamin lucu. Beberapa hari belakangan, sepertinya aku menua lebih cepat. Ahahahaha…

Monday, March 7, 2016

UNTITLED

Di, sakit. Sakit Di. Sungguh. Sesak. Aku harus apa Di? Di, aku mohon kamu jangan menyalahkan aku juga. Di, kamu percaya aku kan? Aku bukan orang jahat yang merampas teman mereka. Aku bukan orang jahat yang sengaja misahin mereka dari temannya. Aku ngak pernah juga ada niat untuk nyakitin teman mereka itu. Asal mereka tahu, aku bahkan lebih sakit ketika dia terluka. Kalau saja mereka tahu, aku sendiri pun terluka. Di, aku harus apa? Aku harus berbuat apa Di?
Berkali-kali aku yakinkan hati ku, aku tidak akan terluka hanya karena omongan belakang orang-orang. Berkali-kali aku yakinkan hati ku, mereka itu bukan siapa-siapa yang berhak mengambil semua kebahagiaan ku. Sekuat tenaga aku coba masa bodo, sekuat tenaga aku coba menghindar untuk tidak terlihat, tapi aku bisa apa Di. Aku bukan jin yang tiba-tiba bisa menghilang.
Hati ku bahkan sampai sekarang masih berperang, berusaha meyakinkan keputusan ku sudah benar. Aku bahkan tidak pernah berhenti berdoa agar aku tidak kecewa dengan apa yang aku pilih. Aku bahkan selalu berusaha menikmati apa yang ada didepanku. Walau masih saja aku tidak bisa bohong, aku bisa lebih bahagia dengan apa yang tidak pernah aku pilih. Di, andai saja aku masih punya kesempatan untuk memilih. Andai aku bisa memilih tanpa menyakiti banyak pihak, andai apa yang jadi pilihanku tidak membuat orang lain sedih. Di... Boleh aku teriak? Boleh aku pinjam bahu mu sebentar? Aku sekarat. Disaat aku sendiri masih berusaha menyembuhkan luka ku sendiri, mereka datang dan menyalahkan ku. Hahaha.. Kali ini, dunia benar-benar tidak berpihak pada ku.

Mereka bahkan tidak pernah tau seberapa besar aku berusaha untuk membunuh rasa ini. Mereka bahkan tidak pernah tau betapa aku tidak bisa menahan air mata ku ketika aku harus merubah banyak hal.
Mereka pikir, mereka peduli. Bagi mereka, mereka adalah teman terbaik yang membenci orang yang merebut teman mereka. Tapi mereka tidak pernah sadar, betapa becandaan mereka itu sangat memuakkan. Betapa lelucon yang mereka keluarkan bahkan menyakiti dia.
Mudah memang mencari kambing hitam dan menyalahkan orang yang pantas untuk disalahkan. Mudah memang membenci aku, orang yang menyebabkan semua masalah ini terjadi. Tanpa menyadari apa yang mereka lakukan bahkan memperburuk keadaan.
Di, aku sungguh lelah. Aku lelah perperang dengan perasaan ku sendiri. Disaat orang-orang menyalahkanku, aku harus menyalahkan siapa Di? Aku tau aku salah, seharusnya dari awal aku tidak pernah izinkan orang lain mendekat. Tapi aku bisa apa. Aku tidak bisa berbohong, semua kebersamaan itu menyenangkan. Diiiiiiiii,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
           



Tuesday, March 1, 2016

Changing

            Sudah lama ya aku ngak dengar kabari dari kamu Di. Kamu apa kabar? Sudah makan malam? Yuk makan. Ada hal yang ingin aku ceritakan saat makan malam kita kali ini. Kamu mau makan apa? Kali ini giliran ku.
            Mulai hari ini, kehidupan ku akan banyak sekali mengalami perubahan Di. Banyak sekali, atau hampir semuanya berubah. Aku takut Di. Aku takut aku tidak sanggup menghadapi semua perubahan ini sendirian. Takut aku merindukan semua kenyamanan yang pernah ada sebelumnya. Takut perubahan yang akan terjadi justru lebih buruk dari kehidupanku sebelumnya. Aku takut Di. Aku benar-benar takut.
            Apa, kamu mau tanya apa? Aku tau banyak hal yang sedang kamu pikirkan saat ini. Kenapa aku harus berubah, ketika aku sendiri tidak yakin dengan perubahan itu? Hahahaha.. Entah lah Di. Keputusan itu aku buat setahun yang lalu, dan hari ini aku tidak punya kesempatan sama sekali untuk melakukan perubahan keputusan. Setidaknya aku harus buktikan, apa yang jadi keputusan ku harus aku jalani. Aku juga tidak ingin mengecewakan banyak pihak hanya karena ketidak-konsistenan ku. Saat ini yang bisa aku lakukan hanya menjalani sambil memperbaiki hati.
            Di, merubah apa yang sudah menjadi kebiasaan bukan hal yang mudah bukan? Toh kamu sudah pernah merasakan bagaimana menderitanya berhenti merokok. Melelahkan bukan? Bayangkan saja, itu hanya sebuah rokok yang tidak ada satu penelitian pun mengungkapkan merokok itu ada manfaatnya. Bagaimana kalau kamu harus dipaksa berhenti minum air putih dan menggantinya dengan kopi pahit. Aku benar-benar harus meninggalkan apa yang membuatku benar-benar nyaman. Buat ku, sungguh itu sangat tidak mengenakkan.
            Di, hari ini aku benar-benar sudah lelah berpura-pura. Beranggapan semua hanya perasaan ku saja. Beranggapan apa yang akan terjadi pasti jauh lebih baik. Hari ini, di depan mu saja saat makan malam ini aku ingin menggunggapkan aku benci dengan semua orang-orang sok tau yang ada di sekitar ku, aku benci dengan tuduhan-tuduhan orang yang ada disekitar ku, aku benci Di. Aku benci. Sungguh mereka tidak mengerti mengapa aku seperti ini. Sungguh mereka tidak mengerti betapa aku sudah sangat berusaha berdamai dengan perasaan ku sendiri. Sungguh aku sendiri bahkan tidak pernah menginginkan hal ini terjadi. Aku bukan orang jahat yang memang berniat menyakiti orang lain Di. Aku hanya mencari kebahagian ku sendiri. Aku juga tidak ingin menyakiti orang lain ketika aku bahagia. Tetapi kenapa semua orang seolah-olah serba tahu dan merasa paling tahu. Ah Di, aku lelah.
            Kamu tau siapa yang paling bisa menyakiti kamu Di, orang yang kamu anggap dapat menyembuhkan luka mu. Aku bahkan sudah kehilangan hati ku ketika berhadapan dengan orang-orang yang buat ku bukan siapa-siapa. Hidup ku seperti robot. Aku sama sekali merasa tidak pernah menghiraukan omongan mereka. Toh, memang mereka punya hak untuk bicara sembarangan. Tapi hari ini, aku terluka Di. Ya, karena dia. Mungkin aku jauh lebih menyakitinya, dan mungkin saja ini balasan yang setimpal buatku. Baiklah, satu sama. Begitu aku menggunakan hati ku lagi untuk berpikir, aku kehilangan rasionalitas ku Di. Apa yang seharusnya tidak mengganggu mendadak menghantui dan aku lelah berpura-pura semua akan baik-baik saja.
            Hari ini, aku merasakan quote itu benar. “Kamu tidak mungkin memiliki semua sahabatmu selamanya”. TIDAK MUNGKIN. Pada akhirnya semua akan punya kehidupannya masing-masing. Persahabatan mu hanya tinggal kenangan yang akan dikenang kalau sedang reuni dan kumpul sama-sama. Awalnya aku yakinkan hati ku, aku bisa tetap bersahabat dengan semuanya. Aku benar-benar tidak ingin percaya, tapi ternyata. Aku menyerah. Pasti akan ada waktu dimana hanya tinggal kamu dan dirimu sendiri. Tanpa ada siapa-siapa.

            Di, tolong selalu ada buatku ya. Walau hanya didunia maya, bagiku itu sudah sangat berharga. Semoga aku tidak kehilangan semuanya ya. Semoga yang Allah gariskan buatku sudah yang terbaik yang pernah ada. Bahkan ketika aku dibangkitkan lagi dan diminta memilih kehidupan yang mana, aku akan tetap memilih kehidupan yang kali ini aku pilih. Amin ya Allah. Diawal mungkin terasa sedikit melelahkan, tapi aku orang yang mudah beradaptasi kan ya? Aku bisa jalani kan Di? Kamu temani aku ya. Aku mohon jangan kemana-mana.