Di, aq butuh kamu. Hari ini, aq muak. Muak dengan segala
rutinitas yang aq jalani. Muak dengan orang-orang yang aq temui. Muak dengan
semua tuntutan-tuntutan yang harus aq akhiri. Yah, semuanya butuh aq sebagai
objek yang harus melakukan sesuatu. Sudah lama mungkin aq tidak merasa seperti
ini. Pertama, karena sepertinya aq terlalu sibuk dengan apa yang harus aq
kerjakan. Kedua, karena aq sama sekali tidak ingin terlihat tidak bahagia.
Pagi ini, aq
bangun dengan sejuta kekesalan. Entah itu pada diri q sendiri. Entah itu karena
situasi yang ada disekitar. Semalaman aq tidak tidur. Awalnya aq berusaha duduk
dikursi dan menatap meja untuk membaca semua bahan-bahan ujian yang sudah sejak
lama aq sisihkan. Sampai ketika Ainun dan Anggi mengetuk-ngetuk pintu kamar q. Seperti biasa mereka hanya ingin berkumpul bersama untuk mengerjakan
kegiatan masing-masing. Terus terang, itu mengganggu sekali buat q. Bukan
karena aq orang yang tidak suka bergaul dan mendengarkan cerita mereka, tapi
karna aq harus belajar. Aq harus baca semua bahan ujian q. Ketika bersama,
sesuatu yang tidak mungkin bagi q untuk tidak memperdulikan mereka. Argh, entah
itu ikut andil dalam pembicaraan, entah itu untuk menyuguhkan makanan. Akhirnya
mereka memutuskan untuk nonton. Film sadis dengan beberapa gambar yang menurut
q tidak wajar itu menjadi pilihan mereka. Ekspresi mereka ketika menonton,
kekesalan mereka dalam melihat kesadisan tokoh di film, menjadikan aq pun ikut
tergoda untuk mengetahuinya. Yah, pengganggu belajar q yang pertama.
Kemudian, kebiasaan q yang dekat dengan semua orang
menjadikan q bingung sendiri kapan harus mengerjakan apa yang harus aq
kerjakan. Waktu Ainun dan Anggi sedang menonton, “Bu Kukil” itu panggilan q
untuk nya, datang. Dia tau aq akan ujian dan sebelumnya dy pun bilang,
"pengen cerita, tapi nanti aja abis mayang ujian". Pembukaan yang seperti itu,
malah menjadikan q orang yang paling ingin tahu. Aq selalu bisa mengesampingkan
apa yang jadi kepentingan q, ketika orang lain terlihat butuh aq. Akhirnya dia
cerita, cerita semua masalah dan perbedaan sikap yang dihadapinya beberapa
waktu belakangan. Bukan hal yang baru buat q, mendengarkan ceritanya. Bahkan
sebelumnya dia pernah menceritakan kekesalannya pada suaminya pada q. Lucu
memang, dia orang yang jauh lebih tua dari q. Cerita dengan q, mungkin bukan
sesuatu yang dapat membantu dia keluar dari masalahnya. Tapi bagi sebagian
orang atau kebanyakan orang itu menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Nah itu
menjadi pengganggu belajar q nomor dua.
Anak-anak tetap dikamar q, sampai pukul 2 malam. Setelah jam itu, Anggi kembali ke kamarnya, sedangkan Ainun memilih untuk tidur di kamar q. Aq memutuskan menghabiskan malam q untuk melanjutkan belajar q yang tertunda. Tapi sebelum tidur, Ainun nitip laporannya untuk di print karena dia akan bimbingan pagi-paginya. Aq sebelumnya juga berencana memprint bahan ujian q. Dan akhirnya, malam itu aq habiskan untuk memukul mukul printer q yang ingin diperhatian. Yang aq pikirkan malam itu bukan waktu belajar q yang terbuang, tapi laporan Ainun yang harus diprint. Kasihan dia, sudah bela-belain begadang untuk bimbingan, tapi laporannya belum diprint. Sampai pukul 5 subuh aq terus berkutat dengan printer q yang bermasalah. Argh. Pengganggu belajar q yang ketiga.
Jam 7 paginya
aq sudah bangun lagi. Tetep saja printer ini jadi masalah yang masih
mengganjal. Yang jadi bahan pikiran q, bagaimana memperbaikinya. Printer
multi-fungsi dengan ukuran yang jauh lebih besar dari printer biasanya
menjadikan q susah untuk membawa-bawanya. Aaaaaaaaaaaaaa…. Apa yang harus aq lakukan dengannya. Belum lagi laporan Ainun. Pukul 08.30 aq ada
jadwal kuliah. Sampai pukul 08.00 aq masih berkutat dengan printer q yang
rusak. Sampai akhirnya aq memutuskan untuk kuliah. Pagi yang disambut dengan
hujan membuat semua suasananya hati q berantakan. Aq kesal dengan semuanya.
Sampai di kampus aq sms Ainun, dan bilang semua keadaan yang mengesalkan itu. Trus
dia bilang, “bimbingannya dicancel, jadi tenang aja”. Kalau memang kejadiannya seperti itu
kenapa aq harus menghabiskan malam q dengan printer yang bermasalah ini. Bahan kuliah q juga tidak
harus diprint. Masih bisa dilihat dan dibaca dari lap top. (tears)
Bogor yang akhir-akhir ini selalu hujan membuat semuanya
menjadi lembab. Pulang kuliah, aq bersihkan kamar q. Aq perbaiki perasaan q
yang buruk karena printer q rusak. Aq mulai membuka buku q yang sejak kemaren
tertunda. Tapi tetap saja, perasaan q sudah buruk. Lembab, dingin, hujan semuanya
berkumpul jadi beban yang mengesalkan. Sampai akhirnya aq seperti ini. Muak
dengan semua yang ada disekitar q. Muak dengan semua tuntutan-tuntutan yang
harus aq kerjakan. Tuntutan kampus, tuntutan ditempat privat, tuntutan karena
aq terikat janji dengan jumlah postingan di blog ini. Hua.. semua meminta q
mengerjakannya sekarang juga. Pertengahan Januari memang menjadi deadline
banyak hal yang aq rencanakan sebelumnya. Tapi sampai saat ini, aq masih
berkutat dengan keluh kesah q. Lalu bagaimana dengan belajar q?
Dari tadi aq terus menahan air mata ini keluar. Salah q
memang. Aq yang buat semuanya jadi seperti ini. Aq pun tidak boleh menyalahkan
orang lain, terutama orang yang dekat dengan q. Kekesalan q ini sebenarnya
masalah mudah yang dengan tidak sengaja aq persulit. Hahaha. Sudahlah. Tidak
boleh berlama-lama dengan kekesalan yang sama.
Di, bangunkan aq. Ingatkan aq yang harus mengerjakan
banyak hal sebelum ujian besok. Dari dulu masalah q selalu sama. Berkutat
dengan perasaan q yang terlanjur memburuk karena kondisi yang buruk sampai
akhirnya kedepannya juga buruk. Haha. Doakan saja, masa depan q tidak buruk ya.
Ayolah Di, kirimi aq coklat. Coklat yang kemaren itu sudah habis, Aq butuh coklat untuk memperbaiki suasana hati. Yah, setidaknya untuk menghambat air mata q keluar lebih banyak lagi.
Ayolah Di, kirimi aq coklat. Coklat yang kemaren itu sudah habis, Aq butuh coklat untuk memperbaiki suasana hati. Yah, setidaknya untuk menghambat air mata q keluar lebih banyak lagi.